Genap 4 tahun aku menjalin
hubungan dengan Bintang, dia seorang pria yang sabar dan ia tahu kapan harus
marah. Selama berpacaran kami tak jarang bertengkar, dia pandai sekali
membuatku berada di posisi bersalah. Tapi memang aku yang salah, aku pun
bingung jika ingin menyalahkan dia, karna memang dia tak ada cacat sedikit pun
selama berpacaran denganku. Dia sangat setia, bahkan terkadang aku muak dengan
kesetiaannya, aku ingin sekali merasakan disakiti, huh… Bintang pacar
keempatku, dari semua mantan-mantanku aku tak pernah merasa tersakiti. Aku
sering bermain api, tapi aku merasa aku tak pernah terbakar. Satu-persatu
mereka aku sakiti dan ku tinggalkan, dan sekrang Bintang, aku kira dia juga
akan tidak sanggup dengan sifatku, tapi ternyata salah besar, dia tak pernah
meninggalkanku.
4 tahun, rekor untukku. Selama
ini aku tak tahu mengapa aku bisa bertahan dengannya, atau mungkin tepatnya dia
yang bertahan denganku. Waktu kami menginjak usia pacaran 2 tahun, aku merasa
sudah cukup waktuku dengan satu orang ini, aku tak mau menghabiskaan waktuku
hanya dengan satu orang, aku coba buat kesalahan. Coba aku berpaling, dan aku
ingin tahu reaksinya. Sengaja tak aku hapus sms-smsku dengan cowo-cowo lain, dengan
adik kelas, kakak kelas, bahkan dengan mantan-mantanku. Tapi belum juga dia
protes, padahal dia setiap hari meminjam HPku dan membaca smsnya satu-persatu
tanpa terkecuali. Aku fikir, kalau sms biasa mungkin dia tak curiga, dan
sekarang aku melangkah lebih jauh, aku mulai menyelipkan kata-kata mesra,
seperti sayang, miss you, love you, atau apalah yang tak wajar di sms-smsku
dengan cowo-cowo itu, tapi kali ini pun aku tak menerima respon apapun darinya.
Ya sudah aku jalani saja apa yang sudah aku perbuat. Minggu demi minggu berlalu, Bintang agak sedikit
jutek, kadang dia tak mau berbicara dengaku, aku fikir ya mungkin saja dia
memiliki masalah. Aku membantunya semampuku, genap satu bulan, dia mulai
memecahkan kebisuannya selama ini. Dia ingin berbicara denganku sepulang
sekolah. Aku kira dia akan menyudahi hubungan kita, tapi ternyata aku sangat
tak menyangka.
Sepulang sekolah dia membawaku
dengan motornya ke suatu tempat yang sebelumnya aku tak pernah tau, kita diam
beberapa belas menit, lalu Bintang mengeluarkan sepatah kata dari mulutnya. “Kamu sayang aku?” singkat dan membuatku bingung harus
menjawab apa. “Kenapa? Kamu nggak percaya?” Jawabku apa adanya. “Ko balik Tanya?” Bintang merasa pertanyaannya belum
terjawab. ”Kamu kenapa? Akhir-akhir ini
kamu aneh! Aku mau kamu yang dulu!” Jawabku
tanpa melunasi pertanyaannya. ”Dengar!
aku cape sama semua yang kamu lakuin! Kamu nggak ngerti perasaan aku, aku
bebasin kamu, bukan berarti kamu tanpa batas!” sebelumnya tak pernah Bintang
berbicara seperti itu, dia orang yang dewasa, tapi sekrang dia merengek bagai
anak kecil. “Kau tau, waktuku habis untuk mengenalmu!” suaranya naik satu
oktaf. “Tapi tak sedikitpun kau menyelami rasa sayang ini, atau sedikit hanya
membuatku merasa dicintai!” Tambahnya makin menjadi-jadi. “kenapa kamu tetap mencintaiku?padahal kamu tau belum
juga aku dapat membuatmu bahagia?!!” aku tau kata-kataku menyakitinya, dia
terdiam beberapa detik dan matanya mulai berkaca-kaca. “Selama ini aku membuka
kuncimu, tapi tak juga kamu pergi dariku. Padahal aku tau kau tersakiti selama
ini!” setiap hendak ia mulai berbicara, aku selalu memotong kata-katanya. ”Aku
masih butuh main-main! kau membawaku selalu serius tanpa ada waktu istirahat
untuk kita tidak saling mencintai!”. “oke
terimakasih.” Suaranya sangat rendah sampai nyaris tak terdengar. “Satu lagi, aku muak dengan kesetiaanmu. Tak pernah
ada masalah! tak ada cacat dari cintamu! dan aku bosan!” ternyata kata-kataku
membuat Bintang menyeka kantung matanya yang tak dapat lagi menahan airmatanya.
“Seharusnya cintamu bukan untukku Bintang! Kau terlalu sempurna, cintamu
membuat aku merasa terpenjara. Tapi, selama ini tak ada alasan untukku
menyalahanmu dan menyudahi hubungan kita!” entah mengapa kata-kata ku yang
seharusnya membuat Bintang tambah emosi malah meredakan amarahnya yang semula
terlihat. “Bukan Bintang!!! Kamu itu tak pantas mencintaiku. Bukan berarti aku
tak mencintaimu, tapi aku tak bisa selalu mencintaimu seperti apa yang kamu
lakukan selama ini!” saking emosi, airmataku menetes perlahan. “Bintang!
cintamu terlalu sempurna selama ini. Sebenarnya kau membuat aku merasa sempurna
juga. Tapi……………………” kata-kataku terpotong oleh bayangan di otakku sendiri.
“Hah…! Sudahlah, aku tak pandai berkata-kata sepertimu!” aku meninggalkannya
sendiri di tengah taman.
###
Malam setelah aku mengeluarkan apa yang aku rasakan selama ini pada Bintang,
aku tak bisa tidur. Dan berhari-hari tidurku selalu terjaga di tengah malamnya.
Sampai satu malam aku terjaga lagi, di luar hujan deras, aku melihat ke sisi
HPku. One new message from Bintang.
Bintang
01-Nov-2009 23:01
Assalamualaikum
Bagaimana kabarmu Put? Malam ini genap setengah bulan aku tak menggangumu.
Bagaimana? apa nafasmu lebih leluasa?
Baru aku ingin membalasnya, ada SMS masuk lagi.
Bintang
02-Nov-2009 00:30
Aku hargai sikapmu put. Buat hidupmu lebih berfariasi tanpaku. Dan aku akan
meninggalkan mu. Terima kasih atas waktumu selama ini. Walau kau tak sepenuhnya
mencintaiku, tapi kau buat aku sama sekali tak merasa sia-sia mengenal dan
menyayangimu. Kau tak akan terlupakan Put, tapi aku ikhlas jika kamu akan
menghapus semua tentang kita.
Dan aku mulai mengetik kata demi kata dengan tangan gemetar dan airmata yang
meneter perlahan.
Bintang
02-Nov-2009 00:42
Bintaaaang, aku tak tau apa yang aku rasakan, tapi yang jelas kini berbeda
dengan apa yang aku rasakan biasanya. Kau membuat aku meneteskan airmata. Aku
tak mau kau pergi dan meninggalkanku. Aku Ingin kau tidak akan menyerah
sekalipun aku tak bisa jadi pa yang kau inginkan. Ternyata aku menangisi kepergianmu
juga. Aku minta maaf. Beri aku kesempatan untuk mengubah semuanya, aku akan
coba semampuku untuk memberikan semua cintaku padamu, seperti apa yang kau
lakukan dan harapkan selama ini.
Message delivered
Bintang
02-Nov-2009 00:42
Tapi Bintang tak juga membalasnya. Ya Tuhan, malam
itu bagai aku terbakar oleh api-api yang selama ini aku mainkan. Ternyata
sangat manas dan menyengat lebih dari apa yang pernah aku bayangkan.
Dan itulah, 2 tahun silam mengajarkanku dan memberitahukan bahwa Bintang adalah
pria terakhir di dunia untukku. Dan 4 tahun dengannya tak memenjarakanku tapi
membuat warna baru. Bahkan lebih banyak warna lagi. Dengan kata lain dia
malaikat yang dikirim Tuhan untukku. Detik demi detiknya tak terbayarkan emas
manapun. Bintang adalah seseorang yang terus menjaga hatiku tanpa lelah, dan
itulah cinta. Karna cinta tak lain dan tak bukan adalah pengorbanan.
Bintang, hmmm…. Bersinar seperti namanya, memiliki lebih dari satu sudut
seperti waktunya untukku, 2 sisinya telah mengisi hari-hariku dengan warna.
Warna yang lebih banyak, lebih dari apa yang diberikan dunia untukku. Aku fikir
dia akan menjadi masa depanku, tapi Bintang datang lebih cepat, dan
sesungguhnya dia membawa kebahagiaan lebih cepat juga. Tuhan membawaku padanya,
dan itu anugrah yang mahal dan berkilau.